Sistem
Penyimpanan Kearsipan
A. Tujuan Sistem
Penyimpana Kearsipan
Tujuan penggunaan sistem penyimpanan arsip disini adalah
untuk mempermudah dalam menyimpan dan menemukan kembali arsip/dokumen ketika
dibutuhkan nantinya.
B. Sistem kearsipan yang sesuai dengan
teori ilmu kearsipan terdiri dari 5 macam yaitu :
1) Kearsipan sistem abjad
(Alphabetic Filling System)
Sistem abjad yaitu sistem penyimpanan dan penemuan kembali
arsip berdasarkan abjad, menyusun subjek ini dalam urutan A sampai Z. Sistem ini dapat menggunakan abjad
nama orang, organisasi / kantor. Untuk dapat menyusun nam-nama ini maka
diperlukan sekali adanya peraturan-peraturan filing yang merupakan standar.
Peraturan-peraturan ini dapat ditentukan oleh organisasi, sehingga semua
anggota organisasi harus mengikuti prosedur yang telah ditentukan. Standar
tentang peraturan dimaksud telah ada, sehingga satiap organisasi tidak perlu
bersusah payah menentukan lagi peratiran yang diperlukan, karena hal ini tidak
merupakan yang mudah.
2) Kearsipan sistem Subjeck (
Subjeck filling system )
Dalam sistem ini semua naskah / dokumen disusun dan
dikelompokkan berdasarkan pokok soal/masalah. Untuk dapat
melaksanakan sistem subyek ini, maka seorang juru arsip harus menentukan lebih
dahulu masalah-masalah apa yang padaa umumnya dipermasalahkan dalam surat-surat
setiap harinya. .
3) Kearsipan sistem, wilayah (
Geographic Filling system)
Untuk menentukan filling sistem
geografis ini juru arsip dapat mempergunakann nama daerah wilayah untuk pokok
permasalahan, dimana pokok itu dapat dikembangakan menjadi masalah yang dalam
hal ini adalah kota-kota yang berada di daerah wilayah itu, dan selanjutnya
baru dpat dikembangkan lebih lanjut dengan nama-nama dari para langganan atau
nasabah-nasabah yang ada di setiap kota di daerah wilayah itu.
4) Kearsipan sistem nomor (
Numeric filling system)
Sistem nomor ini biasa dipergunakan
oleh organisasi-organisasi yang bergerak di bidang profesional tertentu,
seperti misalnya Kantor Akuntan, Kantor Pengacara, Kantor Kontraktor, dll.
Sistem nomor ini merrupakan sistem filling yang tidak langsung, karena sebelum
menentukan nomor-nomor yang diperlukan, maka juru arsip lebih dahulu harus
membuat daftar kelompok masalah seperti pada sistem subyek, baru kemudian
diberi nomor di belakangnya.
5) Kearsipan sistem tanggal
(chronological filling system)
Dalam sistem ini susunan arsip diatur
berdasarkan waktu, seperti tahun, bulan, dan tanggal. Petunjuk pokoknya adalah
tahun, kemudian bulan dan tanggal.
Contoh : – Kode 260190 menyatakan tanggal 26, bulan Januari,
tahun 1990. atau
sebaliknya. 900126 menyatakan tahun 1990, bulan Januari, tanggal
26
Sumber :
Barthos, Dra. Basir. 1989. Manajemen Kearsipan. Jakarta : Bumi Aksara
Madiana, Dra
Gina. 2004. Mengerjakan Pengarsipan Surat
dan Dokumen Kantor.Bandung:
Amico
0 komentar:
Posting Komentar